Sampai Di Sini

sumber: Pinterest/Hans Peter 

πŸ‘§: Nona, apakah kau selalu seperti ini?
πŸ‘Έ: Dalam hal?
πŸ‘§: Apapun.
πŸ‘Έ: Entah.
πŸ‘§: Aku pikir, hanya soal pekerjaan. Tapi perkara hati pun sama.
πŸ‘Έ: Kau melihatnya seperti itu?
πŸ‘§: Ya.
πŸ‘Έ: Hmm.
πŸ‘§: Jujur, ku kira dalam hal apapun itu kau mungkin merasa sudah berusaha. Padahal menurutku tidak.
πŸ‘Έ: *Angguk"
πŸ‘§: Kau tak menyela? Apa kau tak marah?
πŸ‘Έ: Kuakui. Usahaku memang sedikit dan sombongku selangit.
πŸ‘§: Ah... Maksudku... Bukan...
πŸ‘Έ: Aku paham. Tak apa. Tapi sejujurnya, aku tak bisa mengatakan bahwa usahaku tak seberapa. Bertahan sampai titik ini pun sangat sulit untukku. Jika kau mengira aku sama sekali tak berusaha, aku berani bilang bahwa kau salah. Hanya saja, mungkin kau selalu mendengar keluhku yang itu-itu saja. Sampai kau bosan. Dan aku tidak berani bercerita lagi. Aku kira kau maklum. Tapi nyatanya kesimpulan mu jadi begini :)
πŸ‘§: Maaf karena aku meninggalkanmu.
πŸ‘Έ: Tak apa, fase kita sudah berbeda. Memang saatnya beradaptasi.
πŸ‘§: Jika kau hendak bercerita apapun itu, silahkan. Aku tak melarang.
πŸ‘Έ: Terimakasih, tapi aku rasa itu akan merepotkan. Maaf, padahal kau sudah sangat perhatian.
πŸ‘§: Sebenarnya, apa yang salah?
πŸ‘Έ: Tidak. Kau benar. Aku memang mudah menyerah dalam hal apapun.
πŸ‘Έ: Kau sepakat?
πŸ‘§: Ya. Dan aku mungkin butuh nasehat. Tapi saat itu, aku hanya ingin didengar dan ditenangkan. Sayangnya kau menilai diriku terlalu dalam. Maaf karena aku bukan sosok yang seperti kau harapkan. Berkatmu aku belajar, dewasa ini aku tak perlu banyak bicara atau mengumbar semua yg kulalui. Mungkin cukup diriku yang mengerti. Meski aku juga tak tahu, apakah aku benar-benar mengerti. 
πŸ‘Έ: Selamat, karena hidupmu mungkin lebih bahagia saat ini.
πŸ‘§: Aku tak bisa menanggapi ini puan.
πŸ‘Έ: Jangan terlalu dipikirkan. Jujur, fase ini sangat berat untukku. Aku merasa dunia ini sangat bising. Kenapa semuanya begitu berisik? Tapi mungkin kau tak paham. Duniaku sangat gelap, di saat kau bisa melihat sedikit cahaya. Jika aku mendekat, aku begitu takut. Duniamu ikut gelap. Maka lebih baik ku putuskan. Untuk bertahan sendirian.
πŸ‘§: Maaf puan. Maaf.
πŸ‘Έ: Semoga kita baik-baik saja ke depan.

Komentar