Mekar tak Berguna

sumber: pexels/Alan Cabello

👸: Puan, aku ingin bercerita
👩‍🎨: Tentang apa?
👸: Saat itu, aku berjalan sendirian. Langit sore begitu sendu. Dan aku melihat bunga bermekaran di atas langit. Tapi setelahnya, aku tak sengaja menatap jalan. 
👩‍🎨: Apa yang kau lihat?
👸: Di jalanan itu, terlihat bunga nampak layu. Kotor karena terinjak-injak.
👩‍🎨: Lalu, kenapa engkau terlihat murung?
👸: Saat itu, terbesit dalam pikiranku bahwa sabar adalah kesia-siaan.
👩‍🎨: tiba-tiba?
👸: Ya. aku teringat saat orang lain berkata bahwa kita harus bersabar untuk menjadi bunga yang mekar nan cantik. Dan tiap waktu mekarnya bunga tentu tak sama. Saat itu, aku tersenyum. Melihat bunga di atas pohon bermekaran. Namun, saat aku melihat bunga cantik itu jatuh ke bawah dan berguguran. Aku berubah murung. Kenapa ia harus mekar dengan cantik, tapi akhirnya terbuang tak berguna?
👩‍🎨: Itu sama seperti kehidupan Non, kau merekah di dunia tetapi pada akhirnya kau akan mati tanpa meninggalkan apapun. Tapi bukan berarti, kesabaran menjadi mekar adalah kesia-siaan.
👸: Bohong, untuk apa kita bersabar menunggu mekar. Kenapa ia tak menjadi bunga yang terkatup selamanya saja?
👩‍🎨: Menjadi mekar atau terkatup adalah sebuah pilihan. Bukankah kau bilang, saat melihat bunga di atas pohon kau tersenyum senang?
👸: Ya.
👩‍🎨: Artinya, bunga itu sukses menghibur orang-orang disekitarnya. Dan bukan berarti, bentuk gugurnya adalah kesia-siaan. Barangkali, ia telah sukses menghiasi pohon yang gersang. Menghasilkan nektar yang berguna untuk serangga. Betapa hebatnya dia menjalani fungsinya dengan baik.
👸: Tapi mengapa ia jatuh ke tanah dan berubah jadi kotor, bukankah itu percuma?
👩‍🎨: Tidak, gugurnya ia mengingatkan pada kematian umat manusia. Seindah apapun bunga, ia akan kembali ke tanah. Tapi kehadirannya akan selalu terkenang. Dan mengapa ia menjadi kotor? Itu karena manusia menginjak-injak mereka saat tak berdaya. Atau usaha bunga tersebut untuk menahan angin yang membawanya.
👸: Sejujurnya aku masih tak mengerti.
👩‍🎨: Karena kau masih merasa dunia ini tak adil, sebelum kau melihat akhir dari kehidupan itu sendiri.
👸: ya... mungkin.
👩‍🎨: Jangan terlalu dipikir, pikirkan saja maumu. Lebih baik mekar atau terkatup sia-sia?
👸: Lagi-lagi ini sulit, saat kau tanya mauku.
👩‍🎨: Doaku selalu terbaik untukmu Non :)

Komentar