Putaran Tanya (Nafs-Tuhan-Nafs)

Sumber: pinterest/btsquolic

Sebenarnya, apa yang sudah ku lihat saat ruh ku berada di alam nafs? Sehingga, aku teriming-imingi untuk meminta kehidupan di dunia. 

Sebenarnya, apa yang terjadi? Sehingga aku rela meninggalkan nikmatku sebelumnya untuk tinggal di bumi. Bagaimana bisa aku yakin, untuk berjanji selalu taat kepada-Nya di bumi yang fana? Apakah Rab-ku pernah menunjukkan gambaran kebahagiaan di masa depanku? Sehingga aku tergiur dan ingin merasakannya. Atau sebaliknya, apakah Rab-ku memberikan realitas menyedihkan, agar aku tergerak untuk merubahnya? Ataukah aku diancam sehingga aku tidak memiliki pilihan? 

Ku rasa tidak. Aku terlalu berperasangka pada-Nya (husnuzon). Padahal Dia telah berjanji padaku, apa-apa yang ku inginkan pasti tercapai. Jika, dan hanya jika aku berusaha serta berdoa. Dia berjanji akan menjemputku dalam keadaan damai asal aku beribadah kepada-Nya. 

Aku tahu, Dia tidak pernah ingkar untuk memberikanku tempat, sebaik-baiknya tempat pulang di akhirat. Oleh karena itu aku sadar, mengapa Dia harus memberikan hadiah kepada Hamba yang hina?

Jiwaku pun bertanya kembali, meragukan lagi jiwanya. Apakah saat itu aku sempat merasa takut dan ragu atas kehidupan yang kuminta sendiri? Atau, apakah aku sangat berani mengambil konsekuensi yang terjadi nanti? Kenapa? Apa sebenarnya yang kulihat? Mengapa? Mengapa aku mau?

Dari sinilah pertanyaan itu dimulai.

Komentar